Sabtu, 20 Oktober 2012

puisi galau

Di keheningan malam, terasa sunyi, sepi, tanpa kamu di sisi
Sebesar harapan untukmu dariku
Sedikit pertanyaan mengelilingi otakku
Kebimbangan hati telah datang padaku
dan keraguan hati menempel di otak akan kamu

Aku di sini kau jauh di sana
pertanyaan-pertanyaan terus berkeliling di pikiranku
Apa kau cinta aku???

Hanya hati dan pikiranku yang tahu
benarnya perasaanku
bahwa aku cinta kamu

Hari demi hari semakin besar cinta dalam pikirku
tapi aku tak kunjung tahu apa kau juga sama sepertiku
Kebimbangan terus tertanam dalam hati
karena sikapmu yang membuatku tak mengerti

I Love you...



Puisi Di Penghujung Kekelaman Hati
oleh Ayu Siti Mariam

Dalam kekelaman hati
Aku terdiam
Mendengar alunan musik yang menghiburku
Ku rasa ada sesuatu yang mengganjal di hatiku

Ku rasa ada setitik keresahan yang tak dapat ku pecahkan

Entah
Aku tak tahu apa yang sedang ku rasakan
Aku tak mengerti kedaan hatiku sendiri

Satu yang aku inginkan
Hanya ingin terbebas dari kekelaman hati ini
Rasanya seperi mati perlahan
Bebaskanlah aku dari hati yang tak tenang ini



Puisi Galau
Oleh : Eka Octaviani S

Waktu & hari cepat silih berganti...
Hati resah & gulana yang selalu menggoyahkan pikiran ku..
Perasaan bmbang yang selalu melanda bayang-bayang semu di hati ku..
T'ada satu pun orang yang tau & mengerti perasa'an ku ini,

Ku tak tau kepada siapalah aku mengadu...
Tiap hari ku tak luput terkena rintikan air mata yang membanjiri wajah yang sedu ini..
Seiring waktu berjalan aku bimbang tak karuan

Ku hanya bisa berbaring
Ku hanya menyesali segala kesalahan
Hanya kepada engkaulah aku bisa mengadu seluruh jiwa & raga serta pikiran yang selalu melanda d dalam benaku ini yaitu Allah SWT semata...



Puisi Kegundahan Sang Malam
oleh Aniqotul Himmah

Matahari t'lah berganti malam
Langit cerah menjadi gelap
Bentuk suasana malam bak surgawi,
Berhias bintang-bintang berkilau

Betapa sedih melihat sang malam kini gundah
Langit begitu gelap nan sunyi,
Merasuki celah hati

Betapa sakit nan kecewa,
Melihat kenyataan pahit itu
Harapan setinggi langit,
Terukir indah dalam secarik kertas suci...
Namun, pena putih tak wujudkan

Berjalan tapaki jalan, lorong beraral,
Jatuh, merangkak, takut,
Tak ada kekasih-Mu,
Yang ulurkan bantuan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar